Pada kurikulum Merdeka atau yang kita kenal dengan istilah
Kurmer mata pelajaran Pendidikan Pancasila yang sebelumnya bernama PPKn pada
Kurikulum 2013 (Kurtilas) Peserta didik mendapat bahan bacaan tentang materi Sejarah
awal mula perumusan dan proses bagaimana Pancasila terbentuk menjadi dasar
negara.
Rangkuman Materi
Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia. Sebagai
dasar negara, Pancasila dijadikan sebagai petunjuk dan pedoman dalam
penyelenggaraan kehidupan kenegaraan oleh pemerintah dan seluruh rakyat
Indonesia. Pancasila juga merupakan pedoman hidup atau pandangan hidup bangsa
Indonesia.
Bunyi simbol dan Makna Pancasila
Bunyi :
Ketuhanan Yang Maha Esa
Makna :
Ketuhanan bagi tiap manusia dan cahaya bagi rohani manusia
Bunyi :
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Makna :
Setiap manusia saling membutuhkan dan perlu bersatu untuk menjadi kuat, mengakui, memperlakukan setiap orang dengan adil dan setara sesuai hak dan kewajiban asasi manusia
Bunyi :
Persatuan Indonesia
Makna :
Mencerminkan kesatuan dan persatuan Indonesia yang mengakar kuat di tengah keberagaman Indonesia dan menyatu di bawah naungan Indonesia
Bunyi :
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
Makna :
Pengambilan keputusan yang dilakukan secara musyawarah, kekeluargaan, dan gotong royong.
Bunyi :
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Makna :
Padi dan kapas mencerminkan kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan dan sandang.
Gagasan Perumusan Dasar Negara
Selaku ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
(BPUPK), dr.Radjiman Wedyodiningrat dari mulai sidang mengajukan suatu masalah
sebagai agenda utamanya. Masalah tersebut merupakan hal penting dan mendasar
dalam suatu negara yang baru terbentuk. Dalam sidang BPUPK tersebut, proses
perumusan dasar negara Indonesia dimulai. Pada pembicaraan rumusan calon dasar
negara majulah beberapa orang pembicara dalam sidang tersebut, diantaranya Mr.
Muhammad Yamin, Prof. Dr. Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno untuk memaparkan
gagasannya. Gagasan tersebut kemudian dimusyawarahkan dan disepakati hingga
akhirnya bernama Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia merdeka. Gagasan
dari ketiga tokoh tersebut dijabarkan dalam uraian berikut ini.
a) Mr. Muhammad Yamin
Pada pelaksanaan sidang pertama BPUPK tanggal 29 Mei 1945,
peristiwa ini menjadi tonggak sejarah karena pada saat itu yang mendapat
kesempatan pertama berbicara adalah Mr. Muhammad Yamin untuk menyampaikan
mengenai buah pikirannya tentang dasar negara. Pidatonya berisi lima asas dasar
negara Indonesia Merdeka, yaitu:
(1) Peri Kebangsaan.
(2) Peri Kemanusiaan.
(3) Peri Ketuhanan.
(4) Peri Kerakyatan.
(5) Kesejahteraan Rakyat.
b) Prof. Dr. Mr. Soepomo
Selanjutnya tampil Prof. Dr. Mr. Soepomo berpidato di
hadapan sidang BPUPK pada tanggal 31 Mei 1945. Dalam pidatonya beliau
menyampaikan usulan tentang dasar negara Indonesia merdeka yang terdiri dari
lima gagasan:
(1) Persatuan
(2) Kekeluargaan
(3) Keseimbangan lahir batin
(4) Musyawarah
(5) Keadilan rakyat
c) Ir. Soekarno (1 Juni 1945)
Di hadapan sidang BPUPK, Ir. Soekarno menyampaikan pandangan
dan pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945. Usulan secara lisan berupa lima asas
yang diajukan dalam pidatonya sebagai bentuk dasar negara Indonesia. Adapun
rumusan dasar negara tersebut adalah sebagai berikut:
(1) Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia.
(2) Internasionalisme atau Perikemanusiaan.
(3) Mufakat atau Demokrasi.
(4) Kesejahteraan sosial.
(5) Ketuhanan yang berkebudayaan.
Ir. Soekarno mengatakan bahwa saran dari salah seorang ahli
bahasa, lima asas di atas diusulkan agar diberi nama “Pancasila”. Istilah
“Pancasila” sebagai dasar negara tersebut diterima oleh sidang secara penuh.
Selanjutnya, beliau mengungkapkan usulan bahwa kelima sila tersebut dapat
diperas lagi menjadi Tri Sila yang rumusannya:
(1) Sosio Nasionalisme, yaitu Nasionalisme dan
Internasionalisme.
(2) Sosio Demokrasi, yaitu Demokrasi dengan Kesejahteraan
Rakyat.
(3) Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kemudian, Ir. Soekarno menyampaikan kembali bahwa Tri Sila tersebut masih dapat diperas lagi menjadi Eka Sila atau satu sila yang intinya adalah “gotong-royong”.
Rangkuman materi diambil dari Buku Paket Pendidikan
Pancasila Kemdikbudristek. Demikian artikel rangkuman Pendidikan Pancasila pada
Kurikulum Merdeka, Semoga dapat menjadi referensi rekan guru dalam
mengembangkan materi ini menjadi lebih efektif dan inovatif kepada peserta
didik.